Saturday, February 19, 2011

Roh jauh lebih penting drpd Badan

Pandangan umum yang berlaku adalah "tidak ada agama yang mengajarkan sesuatu yang jelek". Itu benar. Dan saya pribadi menyatakan bahwa "tidak ada seorangpun yang tahu akan ke manakah jiwanya setelah meninggalkan dunia ini, sekalipun ia yakin bahwa dirinya pasti akan masuk surga". Karena hal masuk surga atau neraka adalah hak mutlak Tuhan Allah untuk memutuskannya, bukan manusia. Mereka yang dalam hidupnya kelihatan selalu menjalankan hal-hal yang baik saja belum tentu masuk surga. Apalagi mereka yang jelas-jelas selalu memusuhi sesamanya dengan alasan apapun.
Di "negeri impian" kita ini ada saja segelintir pihak-pihak yang selalu mengedepankan kekerasan dengan mengatasnamakan agama atau suku tertentu. Ada juga yang melakukan kekerasan demi memenuhi hawa nafsu (ambisi)nya baik uang, kedudukan, maupun kekuasaan duniawi dan juga tidak ketinggalan nafsu syahwatnya. Kekerasan (apapun alasannya) bukan berasal dari yang baik, melainkan dari si jahat (setan). Kekerasan hanya dilakukan oleh mereka yang belum memahami ajaran agamanya secara benar. Mereka selalu menganggap dirinyalah yang paling benar. Padahal, jangankan berbuat kekerasan, menganggap diri sendiri yang paling benar saja sudah suatu dosa karena merupakan kesombongan yang tidak disukai oleh Tuhan. Apalagi menganiaya atau bahkan membunuh sesamanya (sesama manusia). Orang-orang seperti ini mengklaim yang paling mengenal Tuhan, padahal mereka sama sekali tidak mengenalNya. Dan karena mereka tidak mengenalNya maka Dia pun tidak akan mengenal mereka.
Berdasarkan pengamatan sebagian besar orang menjalankan agama/kepercayaannya menurut keinginan badannya, lebih mengedepankan segi lahiriahnya. Mangkanya jadi banyak salah tafsir terhadap ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci. Padahal roh yang melatarbelakangi ayat-ayat tersebutlah yang harus lebih diperhatikan. "Janganlah takut terhadap mereka yang hanya dapat membinasakan tubuh, tetapi takutlah kepada Dia yang dapat membinasakan bukan saja tubuh tetapi juga jiwa". Tetapi sayangnya seringkali kita, termasuk para pemimpin negeri ini, lebih takut terhadap yang pertama. Inilah salah satu tanda-tanda akhir zaman. Baiklah bagi kita yang percaya (apapun latarbelakangnya), berjaga-jagalah selalu, persiapkanlah diri kita sebaik-baiknya, supaya jiwa kita, sewaktu meninggalkan dunia ini, berkenan di mata Tuhan. Amin.